Yohanes 3:19-21 Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak;tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah."Firman di atas menjelaskan bahwa manusia lebih menyukai kegelapan sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat, dan lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa mereka membenci terang agar perbuatan jahatnya tersebut tidak nampak. Jadi bisa kita katakan bahwa mereka lebih suka kepada kegelapan supaya perbuatan jahat mereka tetap tersembunyi. Dalam kitab Yesaya bahkan ada tertulis tentang orang yang menjadikan kegelapan sampai dengan dunia maut sebagai tempat perlindungan mereka:
Yesaya 28:15 Karena kamu telah berkata: "Kami telah mengikat perjanjian dengan maut, dan dengan dunia maut kami telah mengadakan persetujuan; biarpun cemeti berdesik-desik dengan kerasnya, kami tidak akan kena; sebab kami telah membuat bohong sebagai perlindungan kami, dan dalam dusta kami menyembunyikan diri,"Jadi kenapa manusia lebih suka mempertahankan perbuatan jahatnya bahkan sampai rela berlindung dalam dunia kematian? Ketika kita melihat kembali bagaimana Adam diciptakan, maka jelaslah bahwa manusia pada dasarnya dibentuk dari debu tanah yang tidak memiliki terang cahaya kehidupan tanpa dihembuskan napas oleh Tuhan. Nafas Tuhan yang membuat manusia hidup serupa dan segambar dengan Allah. Namun ketika manusia jatuh ke dalam dosa dan diusir keluar dari taman Eden, satu hal mereka berjalan kembali dalam kodrat alamiah mereka, yaitu debu tanah yang nalurinya berjalan menuju kematian, kedua mereka sekarang tinggal dalam dunia yang menjadi di bawah kuasa si jahat yang juga berjalan menuju kematian kekal.
Maka tanpa Tuhan yang adalah Terang yang tidak dikuasai kegelapan, manusia akan sulit untuk berbuat baik, bahkan tidak seorang pun sanggup untuk berbuat benar, dan ketika dihadapkan dengan Terang, maka manusia akan cenderung memilih untuk bersembunyi agar perbuatan jahat mereka jangan kelihatan, contoh nyatanya seperti: menjauh dari persekutuan dengan Tuhan, melakukan kebohongan, tipu daya, dalih, dan lain sebagainya.
Roma 3:10 seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.
dan
Yohanes 1:4-5 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.Sekarang bagaimana dengan kita yang sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat? Apakah kita akan pasrah saja terima nasib dan berkata: "ya senyumin aja bestie", atau "santai aja lagi, ngalir aja ga usah dibikin sulit" atau "yah mau gimana lagi yah?" Inikah respon anak-anak Terang yang sudah menerima karya penebusan dari Tuhan Yesus? Tahukah kita jika Tuhan Yesus sampai rela disalibkan dan menanggung dosa dengan membayar mahal melalui darah-Nya untuk kita bisa memperoleh hidup lagi?
Wake up guys, Terang telah datang ke dalam dunia agar barangsiapa yang percaya kepada-Nya tidak hidup dalam kegelapan lagi. Tetapi kalau sikap kita tidak mau berjuang untuk mendekat kepada Terang yaitu Tuhan sendiri dan memilih pasrah dengan keadaan maka sama saja kita menganggap remeh pengorbanan-Nya. Kita yang tidak layak ditebus karena dosa kita terlalu banyak dan seharusnya mati, tapi diberikan kesempatan lagi untuk hidup dan beroleh kehidupan kekal bersama Dia di Yerusalem baru.
Filipi 2:12-13(TB) Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.Memang kita tidak mampu berbuat benar tanpa Tuhan. Maka kerjakan bagian kita untuk terus mendekat sama Tuhan dan mengizinkan Roh Kudus-Nya bekerja mengajar, menuntun, meluruskan, menginsyafkan kita dari segala macam dosa dan pelanggaran, dan juga memampukan kita untuk berbuat benar. Ayo semangat, berjuanglah dan kejar Kekudusan. Jangan malu untuk menjadi beda dengan dunia karena kita tahu bahwa kita adalah anak-anak Terang yang bercahaya di tengah dunia yang begitu gelap.
Tuhan Yesus memberkati.
- 12 Nov 2024

Mazmur 90:10-12 (TB) Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap. Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada gemas-Mu? Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
Mazmur diatas ditulis oleh seorang nabi yang luar biasa yaitu Musa; Terkenal sebagai pribadi yang sangat dekat dengan Tuhan, kepadanya Tuhan menampakkan diriNya, menyampaikan isi hatiNya, bahkan tangan Tuhan sendiri yang melakukan pembelaan saat Musa mengalami penghinaan dari saudarinya.
Tetapi apa yang dapat kita amati ketika nabi Musa sampai menuliskan mazmur yang demikian?
Sebagai umat ciptaan Tuhan, seringkali kita memberikan respon yang mungkin saja mirip dengan yang bangsa Israel lakukan atau mungkin memiliki respon seperti Musa dalam menghadapi bangsa Israel. Namun yang perlu kita garis bawahi adalah, kedekatan kita pada Tuhan, atau kasih anugerah yang Tuhan berikan kepada umat pilihan-Nya bukan berarti memberikan kita kebebasan yang tak terbatas sehingga bisa bersikap sekehendak hati, seperti yang Musa alami di Meriba, dan seperti persungutan Bangsa Israel di padang gurun.
Bilangan 20 : 7 - 11 (TB) TUHAN berfirman kepada Musa:"Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya." Lalu Musa mengambil tongkat itu dari hadapan TUHAN, seperti yang diperintahkan-Nya kepadanya. Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?" Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum.Akibat kesalahan tersebut, Tuhan memberikan peringatan keras kepada Musa dan Harun :
Bilangan 20 : 12 (TB) Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka."Juga ingatkah saudara tentang kisah bangsa Israel yang telah dibebaskan keluar dari tanah Mesir dan dijanjikan tanah yang limpah susu serta madu sebagai milik pusaka mereka, namun tiba-tiba mereka berubah hati menolak masuk setelah mendapatkan hasil survei dari 10 orang pengintai yang menyampaikan fakta yang membuat bangsa Israel menjadi kecewa? Bangsa Israel menjadi bersungut-sungut bahkan ingin melempari Musa dan Harun dengan batu. Mereka pun mengalami konsekuensi akibat sikap mereka:
1 Korintus 10:5-6(TB) Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat,Tahun-tahun yang Musa lalui bersama bangsa Israel selama di padang gurun memang mengubahkan Musa menjadi pribadi yang lembut, tapi belum sepenuhnya mengubah karakter dasar Musa yang temperamental ketika berada di bawah tekanan. Tuhan telah sekian puluh tahun mendidik Musa dengan keras agar sifat dasar Musa ini bisa Musa kuasai dalam ketaatan-Nya kepada Tuhan.
Musa tidak berhasil menguasai dirinya dengan melanggar kekudusan Tuhan sehingga Musa memukul batu, dan kejadian tersebut terjadi di saat-saat terakhir saat Musa sudah sangat dekat dengan janji Tuhan.
Dalam Mazmur 90 diatas, Musa menghimbau kepada umat Tuhan untuk tetap mengerti batasan-batasan yang harus dijaga, sekali pun tidak ada garis jelas yang terlihat secara kasat mata; Artinya menjadi bijaksana dalam mengenali mana yang sesuai dengan kehendak Tuhan, sekalipun tidak secara nyata tertulis sebagai larangan. Musa jatuh karena melanggar kekudusan Tuhan akibat kekesalan hatinya kepada bangsa Israel sehingga melanggar perintah Tuhan, dan bangsa Israel yang dibinasakan di padang gurun jatuh karena ketegartengkukan: mencobai Tuhan, keserakahan, ketidakpercayaan, dan menginginkah hal-hal yang jahat. Dan semua itu berlalu begitu cepat, tahu-tahu mereka sudah sampai pada akhir masa hidupnya.
Mari kita sama-sama belajar dari perjalanan bapa-bapa alkitab untuk kita mengerti dengan benar batasan tidak kasat mata yang harus terus kita perhatikan, seperti hamba yang memandang tangan tuannya. Tuhan adalah Pribadi yang luar biasa baik, sabar, murah hati, penuh kasih dan banyak lagi, namun kita juga harus tetap mengingat bahwa Tuhan adalah Pribadi yang agung, maha kuasa, kudus, tegas, disiplin dan tidak akan pernah kompromi terhadap dosa apa pun. Janganlah kita habiskan masa hidup kita untuk bertindak semau-maunya hanya karena merasa bebas sebagai seseorang yang hidupnya sudah selamat.
Tuhan Yesus memberkati.
- 8 Okt 2024

Galatia 6 : 9-10
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.”
Shalom saudara yang terkasih, Mari kita bersama-sama merenungkan apa yang Tuhan inginkan agar kita dapat berbuah kebaikan. Firman Tuhan di atas katakan, jangan jemu-jemu, artinya konsisten, tekun, berkelanjutan, baik dan menjadi semakin baik.
Mungkin dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat menemukan begitu banyak orang di sekitar kita yang memerlukan bantuan, perlu nasehat, perlu support (dukungan), bahkan mungkin lebih dari itu. Adakah kita mau bertindak atau mengabaikan semua itu? Mungkin saat kita tiba-tiba mendengar teman kita masuk rumah sakit, keadaan finansial mereka terbatas, dan kita secara tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka akan kesulitan untuk menebus obat. Tindakan apa yang kita ambil?
Seringkali kita di hati kita merasa iba, tetapi begitu melihat jumlah nominal yang harus dikeluarkan, mungkin kita mulai menimbang-nimbang, sehingga akhirnya rasa iba itu hilang, dan yang muncul adalah kekhawatiran angka tabungan berkurang, atau "ahhh bukan bagian saya.."
Ketika kita melakukan perbuatan baik, kelak kita akan menuai jika kita tidak menjadi lemah, artinya kita harus terus berbuat baik, lakukan lagi, lakukan lagi, dan lagi, dan lagi, sekalipun mungkin tidak dipandang oleh manusia, bahkan dianggap biasa, tetapi Tuhan disenangkan. Tuhanlah yang akan membalas orang-orang yang berbuat baik pada waktu-Nya. Firman juga berkata, selagi ada kesempatan, jangan sampai kita terus menimbang-nimbang untuk berbuat baik, sehingga akhirnya kita kehilangan kesempatan dan tidak punya waktu lagi untuk melakukannya.
Bahkan Yakobus 4:17 mengatakan: "jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik tetapi tidak melakukannya, ia berdosa."
Ini artinya, kita juga kehilangan upah.
Saya berdoa, biarlah selagi kita punya kesempatan untuk berbuat kebaikan, kita melakukannya dengan tidak jemu-jemu, dan lewat perbuatan kita banyak orang-orang dikuatkan, dibangun, bahkan ikut bertumbuh juga dalam buah-buah kebaikan. Amin. Tuhan Yesus memberkati.
