top of page
Logo ToPS outline PUTIH.png

HAI SION, ELOHIMMU ITU RAJA!

"Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik"

Setiap renungan yang tertulis disini adalah sebuah catatan cinta dari Tuhan (Love Notes), sebuah kesaksian bahwa Roh Kudus masih terus menopang dan mengajar anak-anak-Nya baik di masa lalu, maupun masa sekarang dan seterusnya.



Mazmur 90:10-12 (TB) Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap. Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada gemas-Mu? Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

Mazmur diatas ditulis oleh seorang nabi yang luar biasa yaitu Musa; Terkenal sebagai pribadi yang sangat dekat dengan Tuhan, kepadanya Tuhan menampakkan diriNya, menyampaikan isi hatiNya, bahkan tangan Tuhan sendiri yang melakukan pembelaan saat Musa mengalami penghinaan dari saudarinya. 


Tetapi apa yang dapat kita amati ketika nabi Musa sampai menuliskan mazmur yang demikian? 

Sebagai umat ciptaan Tuhan, seringkali kita memberikan respon yang mungkin saja mirip dengan yang bangsa Israel lakukan atau mungkin memiliki respon seperti Musa dalam menghadapi bangsa Israel. Namun yang perlu kita garis bawahi adalah, kedekatan kita pada Tuhan, atau kasih anugerah yang Tuhan berikan kepada umat pilihan-Nya bukan berarti memberikan kita kebebasan yang tak terbatas sehingga bisa bersikap sekehendak hati, seperti yang Musa alami di Meriba, dan seperti persungutan Bangsa Israel di padang gurun.

Bilangan 20 : 7 - 11 (TB) TUHAN berfirman kepada Musa:"Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya." Lalu Musa mengambil tongkat itu dari hadapan TUHAN, seperti yang diperintahkan-Nya kepadanya. Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?" Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum.

Akibat kesalahan tersebut, Tuhan memberikan peringatan keras kepada Musa dan Harun :

Bilangan 20 : 12 (TB) Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka."

Juga ingatkah saudara tentang kisah bangsa Israel yang telah dibebaskan keluar dari tanah Mesir dan dijanjikan tanah yang limpah susu serta madu sebagai milik pusaka mereka, namun tiba-tiba mereka berubah hati menolak masuk setelah mendapatkan hasil survei dari 10 orang pengintai yang menyampaikan fakta yang membuat bangsa Israel menjadi kecewa? Bangsa Israel menjadi bersungut-sungut bahkan ingin melempari Musa dan Harun dengan batu. Mereka pun mengalami konsekuensi akibat sikap mereka:

1 Korintus 10:5-6(TB) Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat,

Tahun-tahun yang Musa lalui bersama bangsa Israel selama di padang gurun memang mengubahkan Musa menjadi pribadi yang lembut, tapi belum sepenuhnya mengubah karakter dasar Musa yang temperamental ketika berada di bawah tekanan. Tuhan telah sekian puluh tahun mendidik Musa dengan keras agar sifat dasar Musa ini bisa Musa kuasai dalam ketaatan-Nya kepada Tuhan. 

Musa tidak berhasil menguasai dirinya dengan melanggar kekudusan Tuhan sehingga Musa memukul batu, dan kejadian tersebut terjadi di saat-saat terakhir saat Musa sudah sangat dekat dengan janji Tuhan.


Dalam Mazmur 90 diatas, Musa menghimbau kepada umat Tuhan untuk tetap mengerti batasan-batasan yang harus dijaga, sekali pun tidak ada garis jelas yang terlihat secara kasat mata; Artinya menjadi bijaksana dalam mengenali mana yang sesuai dengan kehendak Tuhan, sekalipun tidak secara nyata tertulis sebagai larangan. Musa jatuh karena melanggar kekudusan Tuhan akibat kekesalan hatinya kepada bangsa Israel sehingga melanggar perintah Tuhan, dan bangsa Israel yang dibinasakan di padang gurun jatuh karena ketegartengkukan: mencobai Tuhan, keserakahan, ketidakpercayaan, dan menginginkah hal-hal yang jahat. Dan semua itu berlalu begitu cepat, tahu-tahu mereka sudah sampai pada akhir masa hidupnya.


Mari kita sama-sama belajar dari perjalanan bapa-bapa alkitab untuk kita mengerti dengan benar batasan tidak kasat mata yang harus terus kita perhatikan, seperti hamba yang memandang tangan tuannya. Tuhan adalah Pribadi yang luar biasa baik, sabar, murah hati, penuh kasih dan banyak lagi, namun kita juga harus tetap mengingat bahwa Tuhan adalah Pribadi yang agung, maha kuasa, kudus, tegas, disiplin dan tidak akan pernah kompromi terhadap dosa apa pun. Janganlah kita habiskan masa hidup kita untuk bertindak semau-maunya hanya karena merasa bebas sebagai seseorang yang hidupnya sudah selamat.


Tuhan Yesus memberkati.


  • 8 Okt 2024


Galatia 6 : 9-10

Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.”

Shalom saudara yang terkasih, Mari kita bersama-sama merenungkan apa yang Tuhan inginkan agar kita dapat berbuah kebaikan. Firman Tuhan di atas katakan, jangan jemu-jemu, artinya konsisten, tekun, berkelanjutan, baik dan menjadi semakin baik.

Mungkin dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat menemukan begitu banyak orang di sekitar kita yang memerlukan bantuan, perlu nasehat, perlu support (dukungan), bahkan mungkin lebih dari itu. Adakah kita mau bertindak atau mengabaikan semua itu? Mungkin saat kita tiba-tiba mendengar teman kita masuk rumah sakit, keadaan finansial mereka terbatas, dan kita secara tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka akan kesulitan untuk menebus obat. Tindakan apa yang kita ambil?

Seringkali kita di hati kita merasa iba, tetapi begitu melihat jumlah nominal yang harus dikeluarkan, mungkin kita mulai menimbang-nimbang, sehingga akhirnya rasa iba itu hilang, dan yang muncul adalah kekhawatiran angka tabungan berkurang, atau "ahhh bukan bagian saya.."


Ketika kita melakukan perbuatan baik, kelak kita akan menuai jika kita tidak menjadi lemah, artinya kita harus terus berbuat baik, lakukan lagi, lakukan lagi, dan lagi, dan lagi, sekalipun mungkin tidak dipandang oleh manusia, bahkan dianggap biasa, tetapi Tuhan disenangkan. Tuhanlah yang akan membalas orang-orang yang berbuat baik pada waktu-Nya. Firman juga berkata, selagi ada kesempatan, jangan sampai kita terus menimbang-nimbang untuk berbuat baik, sehingga akhirnya kita kehilangan kesempatan dan tidak punya waktu lagi untuk melakukannya.


Bahkan Yakobus 4:17 mengatakan: "jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik tetapi tidak melakukannya, ia berdosa."

Ini artinya, kita juga kehilangan upah.


Saya berdoa, biarlah selagi kita punya kesempatan untuk berbuat kebaikan, kita melakukannya dengan tidak jemu-jemu, dan lewat perbuatan kita banyak orang-orang dikuatkan, dibangun, bahkan ikut bertumbuh juga dalam buah-buah kebaikan. Amin. Tuhan Yesus memberkati.


----

Daftar untuk menerima email warta

Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati!

  • Youtube
  • Facebook
  • Instagram
  • Whatsapp

© 2023 by Tabernacle of Prayer and Sacrifice Powered and secured by Wix

bottom of page