- 24 Des 2024
Galatia 5:22-23(TB) “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.”
Setiap orang yang mengikut Yesus, pribadi lepas pribadi, pasti akan melalui proses demi proses supaya dapat menghasilkan buah-buah Roh, bahkan Firman berkata carang yang tidak berbuah akan dipotong dan dicampakan ke dalam api kekal, artinya tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga.
Namun dalam prakteknya, saudara dan saya pasti memiliki pengalaman dan penderitaan yang berbeda-beda, karena bicara tentang menghasilkan buah Roh artinya juga menanggalkan hidup lama kita, segala kebiasaan buruk kita, kebiasaan kita, kesukaan kita, kesenangan kita, semua hal yang tidak sesuai dengan Kehendak-Nya dikikis habis. Dan yang namanya dikikis habis itu saudara, tentunya akan banyak yang harus dikorbankan, dibuang, dikerat. Sakit ya saudara, itu makanya kadang kita berontak, karena apa yang mungkin menurut kita baik harus dilepas karena sesungguhnya itu bertentangan dengan apa yang Tuhan mau.
Salah satunya adalah contoh dalam proses buah kesabaran, mungkin kita orang yang selalu pengennya cepat, pengennya instan, pengennya langsung jadi, tapi kalau saudara perhatikan orang yang membangun rumah tentu harus pertama-tama menyiapkan anggarannya, setelah itu perencanaannya, denah tata ruang, instalasi, finishing, dekorasi, mengisi perabotan, sampai dengan ia bisa menikmati rumah itu membutuhkan proses dan waktu yang sangat-sangat membutuhkan ketelatenan. Karena jika terjadi salah pengerjaan hanya karena ingin cepat, bisa-bisa mengakibatkan waktu pembangunan malah menjadi semakin mulur, bahkan bukan hanya waktu, tetapi biaya yang dikeluarkan juga semakin membengkak karena timbul masalah yang diakibatkan oleh kurang teliti. Artinya harga yang dibayar akan semakin besar juga saudara.

Nah demikian juga hidup kita sebagai bait Roh Kudus, harus melalui proses panjang supaya menjadi rumah kediaman-Nya yang Kudus dan menghasilkan buah yang berkenan kepada Tuhan. Jadi ketika harus mengikis sifat yang serba ingin cepat dan serba instan, maka segala ego, amarah, kesal, keluhan, gerutu harus dibuang habis sampai yang namanya kesabaran itu tumbuh. Sehingga ketika ingin marah, diubahkan jadi tersenyum, ketika kesal, diubahkan menjadi mengucap syukur, ketika mau menggerutu, maka diubahkan menjadi bermazmur, ketika dijahati, diubahkan menjadi tidak membalas. Ini semua tentu tidak terjadi begitu saja, tetapi dibutuhkan waktu, pengorbanan, dan bayar harga, tetapi kalau kita mau taat saja untuk melalui proses demi proses dengan setia dan berpegang pada kebenaran, saya percaya buah kesabaran akan otomatis menjadi gaya hidup kita. Tetapi ketika kita melawan proses yang kita alami, kita akan terus berputar-putar disitu dan tidak akan menghasilkan apa-apa, malahan kita akan menjadi lelah dan mungkin putus asa.
Jadi mari kita tetap bersukacita sekalipun ketika proses demi proses terjadi dalam hidup kita, dan orang-orang disekitar kita menjengkelkan: mungkin anak kita bandel, mari arahkan dengan benar dan sabar. Mungkin suami kita marah-marah karena lelah habis bekerja, janganlah kita membalas tetapi jadilah pendengar yang sabar, mungkin teman bisnis kita berkhianat, ampuni dan doakan. Amin ketika kita hadapi semua keadaan sebagai bagian dari proses hidup kita, maka kita akan lebih sabar dan semakin sabar. Dan kita akan mengerti kesabaran yang sesuai dengan kehendak Tuhan itu yang seperti apa, dan biarlah itu semua untuk memuliakan Tuhan yang telah begitu sabar terhadap kita, haleluyaaa…….Tuhan Yesus memberkati.
- 19 Nov 2024

Mazmur 51:6-8 (TB) (51-8) Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku. (51-9) Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju! (51-10) Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali!
Raja Daud pernah jatuh dalam melakukan hubungan terlarang bersama istri Uria. Hal tersebut membuat Daud terpojok sehingga ia semakin terjerat dalam kejahatan dengan menyusun rencana untuk mengirimkan Uria di garis depan medan pertempuran agar Uria mati. Sekali pun maksud perbuatan Daud tersebut dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, namun mata Tuhan menelisik sangat dalam dan tidak ada yang tersembunyi dihadapan-Nya; Sehingga nabi Natan pun dikirimkan Tuhan untuk menegur Daud.
2 Samuel 12 : 11 - 14 (TB) Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari. Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan." Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati. Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati."Dengan hati yang tulus Daud mengakui kesalahannya, ia menyadari bahwa ia telah tersesat dan melakukan perbuatan jahat terhadap Tuhan. Bahkan Daud tidak marah, ia dengan segera ia bertobat, dan rela menerima keputusan pendisiplinan dari Tuhan dengan lapang dada. Daud juga tahu bahwa ia tetap harus menanggung akibat dari perbuatannya. Kisah ini mengajar kita bahwa Tuhan kita adalah Pribadi yang Kudus, namun Tuhan tetap Maha Pengampun; Tuhan juga penuh Kasih, tetapi Tuhan juga adalah Bapa yang mendidik anak-anak-Nya.
Saudara, sungguh betapa berbahagianya orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya; berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya. Tetapi janganlah anugerah yang kita terima ini menjadikan kita tidak bijaksana dan akhirnya terlena untuk jatuh kembali ke dalam kebiasaan-kebiasaan lama yang mungkin belum kita tundukkan sepenuhnya. Bahkan di tahun-tahun akhir hidupnya, Daud juga memesankan nasehat kepada Salomo untuk taat kepada Tuhan supaya panjang umur (1 Raja 2:2-4), dan belajar untuk mengenali Tuhan, dan beribadah dengan tulus ikhlas sebab Tuhan menyelidiki segala niat dan cita-cita (1 Tawarikh 28:9). Daud menegaskan bahwa berlaku setia kepada Tuhan dengan menuruti jalan-jalan-Nya dan mengikuti ketetapan dan perintah-Nya adalah suatu kunci sukses dalam hidup.
Tetapi Mazmur 51 yang ditulis oleh raja Daud setelah ia menerima teguran dari nabi Natan juga mengajar kita: seperti Daud yang hatinya dikenan oleh Tuhan walaupun ia pernah jatuh begitu dalam, ketika kita mungkin terjatuh dalam menjalani kehidupan ini, miliki hati yang mudah untuk mengakui dosa kita di hadapan Tuhan, cepat untuk bertobat, dan tetap mengandalkan Tuhan. Hati seorang anak yang tetap percaya dan mencintai Bapanya ketika menerima teguran. Hati yang percaya akan kasih Bapanya walaupun menerima disiplin yang keras. Mulut yang kembali memuji Tuhan walau dengan jiwa yang hancur.
Marilah kita terus berjuang untuk bisa mengisi hari-hari dengan bijaksana dan melakukan perintah Tuhan Yesus dengan menghasilkan buah selama kita masih ada di dunia yang jahat ini. Berikanlah hasil yang memuaskan bagi Tuhan kita. Jangan lagi berpikir bahwa Tuhan diam saja atas setiap keadaan yang kita alami.
HelaluYah. Jangan pernah lelah dan tetaplah berjuang untuk menghidupi Kebenaran dan ingatlah selalu akan Kemurahan Tuhan atas umat pilihan-Nya. Tuhan Yesus memberkati.
- 12 Nov 2024

Mazmur 90:10-12 (TB) Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap. Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada gemas-Mu? Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
Mazmur diatas ditulis oleh seorang nabi yang luar biasa yaitu Musa; Terkenal sebagai pribadi yang sangat dekat dengan Tuhan, kepadanya Tuhan menampakkan diriNya, menyampaikan isi hatiNya, bahkan tangan Tuhan sendiri yang melakukan pembelaan saat Musa mengalami penghinaan dari saudarinya.
Tetapi apa yang dapat kita amati ketika nabi Musa sampai menuliskan mazmur yang demikian?
Sebagai umat ciptaan Tuhan, seringkali kita memberikan respon yang mungkin saja mirip dengan yang bangsa Israel lakukan atau mungkin memiliki respon seperti Musa dalam menghadapi bangsa Israel. Namun yang perlu kita garis bawahi adalah, kedekatan kita pada Tuhan, atau kasih anugerah yang Tuhan berikan kepada umat pilihan-Nya bukan berarti memberikan kita kebebasan yang tak terbatas sehingga bisa bersikap sekehendak hati, seperti yang Musa alami di Meriba, dan seperti persungutan Bangsa Israel di padang gurun.
Bilangan 20 : 7 - 11 (TB) TUHAN berfirman kepada Musa:"Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya." Lalu Musa mengambil tongkat itu dari hadapan TUHAN, seperti yang diperintahkan-Nya kepadanya. Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?" Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum.Akibat kesalahan tersebut, Tuhan memberikan peringatan keras kepada Musa dan Harun :
Bilangan 20 : 12 (TB) Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka."Juga ingatkah saudara tentang kisah bangsa Israel yang telah dibebaskan keluar dari tanah Mesir dan dijanjikan tanah yang limpah susu serta madu sebagai milik pusaka mereka, namun tiba-tiba mereka berubah hati menolak masuk setelah mendapatkan hasil survei dari 10 orang pengintai yang menyampaikan fakta yang membuat bangsa Israel menjadi kecewa? Bangsa Israel menjadi bersungut-sungut bahkan ingin melempari Musa dan Harun dengan batu. Mereka pun mengalami konsekuensi akibat sikap mereka:
1 Korintus 10:5-6(TB) Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat,Tahun-tahun yang Musa lalui bersama bangsa Israel selama di padang gurun memang mengubahkan Musa menjadi pribadi yang lembut, tapi belum sepenuhnya mengubah karakter dasar Musa yang temperamental ketika berada di bawah tekanan. Tuhan telah sekian puluh tahun mendidik Musa dengan keras agar sifat dasar Musa ini bisa Musa kuasai dalam ketaatan-Nya kepada Tuhan.
Musa tidak berhasil menguasai dirinya dengan melanggar kekudusan Tuhan sehingga Musa memukul batu, dan kejadian tersebut terjadi di saat-saat terakhir saat Musa sudah sangat dekat dengan janji Tuhan.
Dalam Mazmur 90 diatas, Musa menghimbau kepada umat Tuhan untuk tetap mengerti batasan-batasan yang harus dijaga, sekali pun tidak ada garis jelas yang terlihat secara kasat mata; Artinya menjadi bijaksana dalam mengenali mana yang sesuai dengan kehendak Tuhan, sekalipun tidak secara nyata tertulis sebagai larangan. Musa jatuh karena melanggar kekudusan Tuhan akibat kekesalan hatinya kepada bangsa Israel sehingga melanggar perintah Tuhan, dan bangsa Israel yang dibinasakan di padang gurun jatuh karena ketegartengkukan: mencobai Tuhan, keserakahan, ketidakpercayaan, dan menginginkah hal-hal yang jahat. Dan semua itu berlalu begitu cepat, tahu-tahu mereka sudah sampai pada akhir masa hidupnya.
Mari kita sama-sama belajar dari perjalanan bapa-bapa alkitab untuk kita mengerti dengan benar batasan tidak kasat mata yang harus terus kita perhatikan, seperti hamba yang memandang tangan tuannya. Tuhan adalah Pribadi yang luar biasa baik, sabar, murah hati, penuh kasih dan banyak lagi, namun kita juga harus tetap mengingat bahwa Tuhan adalah Pribadi yang agung, maha kuasa, kudus, tegas, disiplin dan tidak akan pernah kompromi terhadap dosa apa pun. Janganlah kita habiskan masa hidup kita untuk bertindak semau-maunya hanya karena merasa bebas sebagai seseorang yang hidupnya sudah selamat.
Tuhan Yesus memberkati.
