top of page
Logo ToPS outline PUTIH.png

HAI SION, ELOHIMMU ITU RAJA!

"Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik"

Setiap renungan yang tertulis disini adalah sebuah catatan cinta dari Tuhan (Love Notes), sebuah kesaksian bahwa Roh Kudus masih terus menopang dan mengajar anak-anak-Nya baik di masa lalu, maupun masa sekarang dan seterusnya.

  • 8 Des 2024

Diperbarui: 30 Des 2024

Shalom all,

Sebelumnya saya hendak mengucapkan terima kasih buat Tuhan Yesus yang memberikan lagu ini kepada saya.


Sebagai orang percaya saya menyadari dan rasakan bahwa hari-hari ini adalah akhir dari akhir zaman, kenapa ? Karena segala sesuatu memang tidak semakin baik, apa yang tertulis di kitab Matius pasal 24 dan 25 sungguh-sungguh sedang tergenapi. PHK dimana-mana, wabah, sakit penyakit, kelaparan, gempa bumi, cuaca ekstrim, banjir, kasih antara sesama semakin dingin, manusia zaman ini makin mencintai mamon dan dirinya sendiri, banyak orang percaya menyimpang karena dimana-mana terjadi penyesatan.


Tetapi anehnya karena manusia lebih memikirkan dan mencintai dirinya sendiri tersebut, maka sadar tidak sadar mereka sedang semakin diseret agar bergeser dari kenyataan yang ada kepada mimpi dan pengharapan palsu sehingga menjadi tidak peduli bahkan tidak mengerti bahwa dengan tanda-tanda yang ada, kedatangan Tuhan untuk kedua kali bisa terjadi kapan saja bahkan Firman berkata: dalam sekejap mata.


Akhirnya ketika saya merenungkan ayat-ayat dari firman dibawah ini:


Saya menuliskan syair yang keluar dari mulut saya, dan akhirnya dengan pertolongan Roh Kudus, saudara-saudara satu team, dan bapak Frank Kondoy, dengan diaransemen oleh bapak Harry Anggoman terciptalah lagu Berjaga-jaga, sebuah lagu peringatan yang dipenuhi oleh spirit sukacita dengan harapan kita yang mendengar dan menyanyikannya akan ingat agar selalu berjaga-jaga dan siap untuk kedatangan-Nya di awan-awan untuk menjemput kita semua yang setia menantikan kedatangan-Nya, Amin

Tuhan Yesus memberkati❤️

-Suzy Thio (ToPS)



-------

Mari bergabung dalam Pujian & Penyembahan setiap minggunya pada hari

Rabu jam 17:00 WIB & Sabtu jam 08:30 WIB

Nyalakan notifikasi di bagian Live pada Youtube sebagai pengingat




Roma 12:12(TB) Bersukacitalah dalam pengharapan,sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!

Shalom saudara-saudari yang kekasih, apakah saudara-saudari pernah mendengar orang berkata; ”ikut Yesus kok malah jadi susah?”

Saya percaya dari saudara-saudari yang membaca saat ini, banyak yang sedang mengalami persoalan-persoalan hidup, mungkin persoalan keluarga, mungkin persoalan pekerjaan, mungkin persoalan keuangan, atau mungkin persoalan kesehatan.


Dan mungkin ketika kita membawa persoalan itu dalam doa, sepertinya tidak ada jawaban, bahkan mungkin sebaliknya malah semakin berat. Kadang kita mulai menyalahkan Tuhan, mulai ragu apakah Tuhan ada, kok doaku tidak didengar, rasanya jawaban seolah-olah tak kunjung datang.Ketika saudara ada dalam posisi demikian, apakah yang akan saudara lakukan?

Menggemakannya dengan mengeluh, mengaduh, bercerita kepada setiap orang yang saudara temui atau terus bertekun dalam doa?


Firman diatas berkata bersukacitalah dalam pengharapan, artinya dalam melewati segala persoalan, Firman mengajar kita agar menghadapinya dengan bersukacita. Bersukacita disini bukan berarti kita diminta agar senang dengan persoalan-persoalan, tetapi senang karena kita punya pengharapan bahwa Tuhan kita berkuasa dan pasti akan mengalahkan persoalan, karena Tuhan hanya mengijinkan setiap pencobaan atau persoalan yang tidak melebihi kekuatan kita, kalau kekuatan kita lebih besar dari persoalan maka bukankah kita pasti lebih dari pemenang? Ketika kita percaya kita berkuasa atas persoalan bukan dikuasai oleh persoalan maka kita akan bersukacita.


Kalau kekuatan kita lebih besar daripada persoalan, mengapa kita terus-menerus mengaduh, mengeluh, menggerutu ? Bukankah ketika mengaduh terus, saudara dan saya sedang mengingkari kekuatan yang Tuhan berikan dalam hidup kita? Ataukah kita sibuk mencari dan meminta pertolongan manusia, artinya saudara sedang tidak percaya Tuhan ada dan memperhatikan saudara. Itulah makanya dikatakan agar sabar dalam kesesakan, karena orang yang bersabar adalah orang-orang yang percaya bahwa pertolongan pasti akan datang dari Tuhan, ketika kita tetap percaya bahwa waktu-Nya Tuhan adalah waktu yang tepat dan pertolongan-Nya tidak akan pernah terlambat, maka kesabaran kita juga semakin terlatih dalam menghadapi kesesakan.


Selain itu juga dikatakan bertekunlah dalam doa, karena ketika kita tekun berjuang untuk berdoa, artinya terus menerus berdoa, artinya konsisten, maka saudara sedang mengijinkan Tuhan ambil alih persoalan-persoalan, mengizinkan-Nya berperang bagi kita, dan memberikan kemenangan, ada Amin saudara? Dan sadar tidak sadar, bukan Tuhan tidak mendengar bahkan tidak menjawab, tetapi justru lewat persoalan yang Tuhan ijinkan, kita sedang diajar, dipimpin, dituntun kepada jalan-jalan-Nya: ketika kita tetap bersukacita, bersabar, berharap kepada Tuhan dengan doa yang tak putus-putus, maka saudara dan saya sedang mempermuliakan Tuhan kita Yesus Kristus, karena bukan hanya mempercayai Firman-Nya tapi saudara sedang melakukan Kebenaran Firman-Nya, Amin.


Saya berdoa saudara-saudari yang hari-hari ini, yang mengalami persoalan-persoalan boleh diberi kesabaran dan tetap bersukacita karena menaruh pengharapannya kepada Tuhan Yesus, dengan ketekunan doa yang tak putus-putus sampai pertolongan Tuhan nyata dalam hidup saudara-saudari, amin.

Tuhan Yesus memberkati.


Diperbarui: 29 Nov 2024



Shalom, Ingatkah saudara akan kisah janda Sarfat?

1 Raja-raja 17:7-16(TB) “Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering, sebab hujan tiada turun di negeri itu. Maka datanglah firman Tuhan kepada Elia:  ”Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan.” Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: ”Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum.” Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: ”Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti.” Perempuan itu menjawab: ”Demi Tuhan, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati.” Tetapi Elia berkata kepadanya: ”Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah firman Tuhan, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang sampai pada waktu Tuhan memberi hujan ke atas muka bumi.” Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman Tuhan yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.”

Dalam kisah ini diceritakan tentang seorang janda miskin yang hanya punya sedikit makanan saja. Dia hanya punya sisa makanan satu kali makan saja sebelum dia dan anaknya mati kelaparan. Tapi kehadiran Elia mengubah hidup janda itu. Ucapan Elia membuat janda Sarfat ini merelakan sisa terakhir dari makanan yang dia punya untuk berbagi dengan Elia. Elia sendiri meyakinkan janda Sarfat ini, bahwa akan ada kelimpahan saat dia dengan rela hati memberi apapun yang dia punya saat itu. Dan satu-satunya langkah berani yang dilakukan janda Sarfat adalah dengan memberikan apa yang dia punya kepada Elia.


Dari janda Sarfat kita belajar bahwa untuk jadi pribadi yang murah hati memang tidak mudah, karena jika kita diperhadapkan dengan situasi yang sama, dapatkah kita melepaskan hak yang kita miliki? Atau kita akan cepat jatuh menghakimi bahwa orang seperti itu sudah pasti hanya mau menipu kita tanpa kita bertanya pada Roh Kudus? Janda Sarfat hanya belajar untuk percaya dan menyerahkan semua yang dia punya dengan tidak memusingkan bagaimana kebutuhannya dan anaknya, tetapi ketika ia percaya kepada perkataan Elia yang adalah firman Tuhan, janda Sarfat tidak menimbang-nimbang lagi apa yang akan dia makan buat dia dan anaknya, tetapi taat saja, akhirnya janda Sarfat ini mengalami kemurahan Tuhan yang luar biasa. Tepung dalam tempayan dan minyak dalam buli-buli yang sebelumnya hanya cukup untuk sekali membuat roti, menjadi tidak pernah habis-habis, artinya ada mukjizat pelipatkaligandaan.


Matius 5:7(TB) “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.”

‭‭Haleluyaaa ini berarti ketika kita memberi , kita tidak akan kehilangan. Mari kita melatih hidup kita untuk menjadi orang yang murah hati seperti Bapa kita tanpa memusingkan kekurangan kita, justru ketika kita mampu memberi di saat kekurangan, mengutamakan kebutuhan orang lain dari pada kebutuhan pribadi, bahkan tidak memikirkan bagaimana nanti setelah apa yang dimilikinya diberikan untuk orang lain, Tuhan tahu akan apa yang kita.butuhkan, dan Ia adalah pribadi yang murah hati yang membalas apa yang diperbuat anak-anak-Nya sesuai kemurahan-Nya, Amin , Tuhan Yesus memberkati.






----

Daftar untuk menerima email warta

Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati!

  • Youtube
  • Facebook
  • Instagram
  • Whatsapp

© 2023 by Tabernacle of Prayer and Sacrifice Powered and secured by Wix

bottom of page