top of page
Logo ToPS outline PUTIH.png

HAI SION, ELOHIMMU ITU RAJA!

"Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik"

Setiap renungan yang tertulis disini adalah sebuah catatan cinta dari Tuhan (Love Notes), sebuah kesaksian bahwa Roh Kudus masih terus menopang dan mengajar anak-anak-Nya baik di masa lalu, maupun masa sekarang dan seterusnya.

Diperbarui: 25 Mar



Mazmur 34:8(TB) (34-9) Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!

Tuhan memberikan kita indera pengecap atau lidah tentu ada maksudnya, selain untuk membantu mencerna makanan, lidah juga memiliki fungsi lain seperti membantu menjaga kelembaban mulut, membantu manusia berbicara, sebagai indikator tubuh, mengirimkan pesan ke otak, dan lain-lain. Lidah memiliki kepekaan secara spesifik pada 5 jenis rasa yaitu pahit, asam, umami (rasa gurih), manis dan asin.


Lalu apa hubungan setiap rasa dengan Firman di atas? Mengapa pemazmur berkata untuk kita mengecap kebaikan Tuhan. Bagaimana caranya? Apakah kebaikan Tuhan itu sama dengan makanan sehingga bisa dirasakan dengan indera pengecap? Tentu saja bukan saudara, apa yang pemazmur tulis adalah suatu kata kiasan yang menggambarkan berbagai rasa yang pemazmur ingin kita mengerti dari kebaikan Tuhan:

Rasa Asin
Matius 5:13(TB) "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

Sebagai orang percaya dan murid-murid Tuhan Yesus, sudah sewajarnya dan seharusnya kita memberikan dampak yang positif di tengah-tengah dunia yang jahat ini. Tidak menjadi serupa dengan dunia, tetapi tetap berani tampil beda dengan berjalan sesuai dengan Kebenaran Firman. Seperti Yesus yang tetap berjalan mengikuti kehendak Bapa walau dunia tidak menerima-Nya.


Rasa Manis
Mazmur 119:103-104(TB) Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih dari pada madu bagi mulutku. Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu, itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta.

Firman Tuhan itu sekalipun memberikan banyak batasan dan larangan bagi hal-hal kedagingan tetapi batasan dan larangan tersebut sesungguhnya adalah untuk kebaikan kita dan sedang membawa kita pada suatu akhir yang surgawi. Betapa manis janji yang Tuhan berikan bagi kita yaitu hidup kekal bersama-Nya.


Rasa Asam dan pahit
Matius 27:34(TB) Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya.

Rasa asam dari anggur melambangkan hati manusia yang tidak bersih sehingga menghasilkan perbuatan-perbuatan dosa dan ini dicampur bersama dengan empedu yang bersifat basa dan pahit untuk menghasilkan efek seperti painkiller(obat penahan rasa sakit). Kita dapat mengingat ketika Tuhan Yesus hanya mengecap sedikit campuran ini, tapi Ia tidak mau meminumnya karena tidak mau dipermudah dalam menanggung dosa manusia. Tuhan Yesus tetap ingin menyelesaikan tugas-Nya secara penuh dengan tetap memandang kepada Bapa.


Dalam mengikut Yesus seringkali rasa pahit dan asam harus kita alami, tapi selama kita menjalaninya dalam Kebenaran Kristus maka hal tersebut tidak akan membahayakan kita, tetapi kita tidak boleh meminumnya, dalam artian, kita tidak boleh membiasakan diri untuk tenggelam dalam pahit dan asam kehidupan sampai-sampai kita pada akhirnya menjadi lupa akan kebaikan Tuhan dan menjadi mati rasa. Kita harus ingat bahwa penderitaan yang harus kita tanggung dalam melawan daging dan dosa sesungguhnya hanya pencobaan-pencobaan biasa.



Rasa umami

Uniknya, campuran dari 4 rasa: asin, manis, asam dan pahit, akan menghasilkan citarasa umami. Dan citarasa umami hanya bisa kita kecap dengan benar saat kita belajar langsung pada Tuhan Yesus yang sudah berhasil mengalahkan dosa dan maut, yang sudah bangkit dan menang lalu naik ke Surga dan akan segera datang kembali untuk menjemput kita semua.


Matius 11:29-30(TB) Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."

Rasa umami akan kita dapatkan saat kita bisa tunduk dan bekerjasama dengan Tuhan. Caranya adalah melibatkan Roh Kudus sebagai Guru yang Agung yang akan mengajar, menuntun dan menginsafkan dari dosa. Dalam perjalanan hidup kita bersama Tuhan akan penuh dengan kejutan-kejutan. Kita mengalami tekanan persoalan berat tapi tidak menjadi lemah dan kuatir sebab ada pengharapan dan pertolongan dalam Tuhan, belum lagi mujizat-mujizat yang Tuhan berikan dalam hidup akan membuat kita terkagum-kagum akan campur tangan-Nya dan damai sejahtera Tuhan tidak pernah hilang dalam hati kita.

Yohanes 7:38(TB) Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."

Tetaplah semangat dan jangan menyerah sampai berbagai rasa tersebut bisa kita dapatkan bersama dengan Tuhan dan percayalah bahwa Kebaikan Tuhan itu tidak ada bandingannya. Tuhan Yesus memberkati.




Matius 11:29 (TB) Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

Saudara tentu sering membaca atau mendengar ayat di atas, bahkan mungkin menjadikannya sebagai ayat pegangan agar senantiasa kuat dan tabah dalam mengikut Tuhan. Ayat ini dapat diilustrasikan seumpama dua lembu yang dipasangkankan kuk untuk menarik bajak bersama-sama. Lembu tua dijadikan sebagai teladan bagi lembu muda sehingga petani akan lebih cepat membajak tanah, karena lembu tua sudah lebih berpengalaman.


Dari ilustrasi tersebut Tuhan Yesus sebagai teladan menginginkan kita berjalan bersama-Nya sehingga kita tidak akan merasa berat menghadapi setiap keadaan dunia ini. Kuk yang Tuhan pasang membuat langkah kaki kita ringan dan membawa jiwa kita pada ketenangan, karena Tuhan akan menetapkan langkah-langkah kita dan bagian kita hanya taat saja. Dengan kuk yang dipasang kita juga bisa tetap dekat dengan-Nya sehingga kita akan tetap aman dalam perlindungan dan penjagaan Tuhan. Itulah sebabNya Tuhan berkata belajarlah pada-Ku sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.


Kenapa Tuhan Yesus mau kita belajar kepada-Nya? Dalam Alkitab jelas diceritakan bahwa selama 3,5 tahun masa pelayanan yang Tuhan Yesus jalani, Dia sudah membuktikan bagaimana penguasaan diri-Nya sangat kuat karena Tuhan menggantungkan seluruh hidupnya kepada Bapa di Surga. Tuhan Yesus tidak pernah mengijinkan hal-hal lahiriah menguasai dirinya. Setiap kali selesai melayani, Tuhan Yesus selalu mengambil waktu pribadi untuk berdoa, sehingga Damai Sejahtera terus ada dalam hidupnya. Bahkan di saat-saat mendekati waktu Dia harus disalibkan, dalam doanya di taman Getsemani Tuhan Yesus menyerahkan segala ketakutan dan kekuatiranNya kepada Bapa di Surga. Tuhan Yesus tidak pernah memaksakan kehendak-Nya untuk dituruti, namun memilih taat dan fokus pada apa yang Bapa di Surga kehendaki untuk Dia kerjakan.


Dari apa yang Tuhan Yesus teladankan kita bisa belajar bahwa lemah lembut bukan berbicara tentang sikap lemah gemulai atau nada suara yang lembut, tapi lemah lembut di sini lebih menekankan kepada sikap taat dan tunduk pada Kebenaran Firman, sehingga dalam bertindak, berpikir dan berbicara selalu selaras dengan Firman. Sikap demikianlah yang Tuhan Yesus tegaskan untuk kita pelajari dari-Nya. Saat kita berusaha menjalankan prinsip-prinsip Kebenaran sesuai dengan Firman, maka secara otomatis kita akan dimampukan untuk menguasai diri.


Maksudnya bagaimana? Saat kita berusaha hidup benar, terkadang kita akan mengalami tantangan seperti olok-olok, dikucilkan, dihakimi, dan banyak lagi. Roh Kudus yang ada di dalam kita akan memampukan kita untuk tetap tenang, tidak mudah merespon negatif, tidak mendendam dan tetap bersikap santun. Hal-hal seperti inilah yang dikatakan dengan lemah lembut dan rendah hati. Semuanya saling berhubungan dan semua itu bukan karena kita yang mengusahakannya melainkan Roh Kudus yang ada di dalam kita yang mengerjakannya buat kita.


Seperti Tuhan Yesus yang tidak mengijinkan ego daging manusia berkuasa atas hidup-Nya, melainkan mengosongkan diri-Nya sehingga Kasih Tuhan yang sempurna bisa terpancar secara penuh dalam setiap tindakan, perkataan dan pikiran-Nya karena Dia dan Bapa adalah satu. Tuhan Yesus sangat mengerti batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh Dia lewati. Apa yang menjadi tugas dan bagian-Nya yang Dia kerjakan saja dan selebihnya Dia menyerahkan sepenuhnya kepada Bapa di Surga.


...pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah kepada-Ku... artinya Tuhan mau kita belajar mengosongkan diri dan mengijinkan Tuhan mengisi kita dengan Kasih-Nya yang sempurna sehingga kita menjadi satu Roh dengan Tuhan saja. Mengosongkan diri artinya tidak lagi menjadikan keinginan dan kehendakku yang utaman melainkan apa yang menjadi kehendak dan keinginan Tuhan yang utama. Tidak lagi merasa kecewa atau terpuruk berkepanjangan saat mengalami penolakan akibat Kebenaran, tapi tetap bersemangat untuk terus mengerjakan Kebenaran selama itu yang Tuhan kehendaki. Dan Tuhan juga mau kita percaya bahwa semua itu tidaklah sulit asalkan kita mau taat dan rela hati sebab kemampuan akan Tuhan berikan bagi kita semua.


Saya yakin dan percaya jika kita mencintai Tuhan, maka kita akan dengan rela untuk memberikan apa yang kekasih kita sukai dan apa yang bisa menyenangkannya. Jadikanlah Tuhan sebagai Kekasih hati dan jiwamu, sebab Dia yang akan memampukan kita untuk taat dan setia. Tidak perlu memusingkan bagaimana dan akan seperti apa ke depannya. Biarkan Roh Kudus yang membimbing dan mengajar kita selangkah demi selangkah. Salam damai. Tuhan Yesus memberkati.





  • 20 Agu 2024

Menjadi “lemah lembut dan rendah hati” berarti menjadi benar-benar tunduk pada kehendak Tuhan. Rendah hati bukanlah warisan atau sesuatu sifat yang dibawa sejak lahir, tetapi suatu proses atas kehendak Tuhan. Seringkali dalam hidup kita mengalami masalah dalam keluarga, masalah keuangan, pekerjaaan, sakit penyakit, mari kita cek apakah karena kesalahan atau kelalaian kita, atau merupakan proses dan didikan yang Tuhan sedang kerjakan dalam hidup kita untuk merendahkan hati kita dan menguji hati kita apakah hati kita sungguh mengasihi Tuhan.


Kita belajar bagaimana bangsa Israel dibawa ke padang gurun dalam kitab Ulangan, supaya mereka tidak memakai kekuatan sendiri dan mengganggap akulah/manusia yang melakukannya dan mengetahui bahwa tangan Tuhanlah yang merendahkan hati umat-Nya:


1. Dengan membawa ke padang gurun dan dicobai (diuji)

Ulangan 8:2 Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.

2. Membiarkan umat-Nya lapar, tetapi diberi-Nya makan manna

Ulangan 8:3 Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.

3. Menunjukkan pemeliharaan-Nya dan mengajar sebagaimana ayah kepada anak

Ulangan 8 : 4-5 Pakaianmu tidaklah menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama empat puluh tahun ini. Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya

Rendah hati adalah mengakui bahwa apa yg kita peroleh, apa yang kita lakukan bukanlah karena kita, tetapi oleh karena Tuhan, dan dengan bersandar kepada kehendak dan kekuatan-Nya, sebab tanpa Tuhan kita tidak bisa berbuat apa apa.

Mengakui bahwa, Tuhan yang sanggup membawa kita keluar dari segala persoalan , permasalahan, dan pergumulan kita, Tuhanlah yang memimpin kita, Tuhanlah yang memberi air bagi dahaga kita, Tuhanlah yang memberi makan sehingga kita tidak kekurangan makan, Tuhanlah yang memberi kekuatan, Tuhan juga yang membuat berhasil dan memberikan kekuatan untuk memperoleh kekayaan.


Jadi, jangan pernah kita katakan bahwa akulah yang melakukan semuanya itu, walaupun kita dalam keadaan sukses dan berhasil, janganlah kita menjadi tinggi hati dan melupakan Tuhan. Melainkan ingatlah bahwa TUHAN membuat miskin dan membuat kaya; Ia merendahkan, dan meninggikan juga, dan segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!


Tuhan Yesus memberkati!

----

Daftar untuk menerima email warta

Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati!

  • Youtube
  • Facebook
  • Instagram
  • Whatsapp

© 2023 by Tabernacle of Prayer and Sacrifice Powered and secured by Wix

bottom of page