Tuhan Yesus Guru Yang Baik
- M3S
- 27 Agu 2024
- 3 menit membaca

Matius 11:29 (TB) Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Saudara tentu sering membaca atau mendengar ayat di atas, bahkan mungkin menjadikannya sebagai ayat pegangan agar senantiasa kuat dan tabah dalam mengikut Tuhan. Ayat ini dapat diilustrasikan seumpama dua lembu yang dipasangkankan kuk untuk menarik bajak bersama-sama. Lembu tua dijadikan sebagai teladan bagi lembu muda sehingga petani akan lebih cepat membajak tanah, karena lembu tua sudah lebih berpengalaman.
Dari ilustrasi tersebut Tuhan Yesus sebagai teladan menginginkan kita berjalan bersama-Nya sehingga kita tidak akan merasa berat menghadapi setiap keadaan dunia ini. Kuk yang Tuhan pasang membuat langkah kaki kita ringan dan membawa jiwa kita pada ketenangan, karena Tuhan akan menetapkan langkah-langkah kita dan bagian kita hanya taat saja. Dengan kuk yang dipasang kita juga bisa tetap dekat dengan-Nya sehingga kita akan tetap aman dalam perlindungan dan penjagaan Tuhan. Itulah sebabNya Tuhan berkata belajarlah pada-Ku sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.
Kenapa Tuhan Yesus mau kita belajar kepada-Nya? Dalam Alkitab jelas diceritakan bahwa selama 3,5 tahun masa pelayanan yang Tuhan Yesus jalani, Dia sudah membuktikan bagaimana penguasaan diri-Nya sangat kuat karena Tuhan menggantungkan seluruh hidupnya kepada Bapa di Surga. Tuhan Yesus tidak pernah mengijinkan hal-hal lahiriah menguasai dirinya. Setiap kali selesai melayani, Tuhan Yesus selalu mengambil waktu pribadi untuk berdoa, sehingga Damai Sejahtera terus ada dalam hidupnya. Bahkan di saat-saat mendekati waktu Dia harus disalibkan, dalam doanya di taman Getsemani Tuhan Yesus menyerahkan segala ketakutan dan kekuatiranNya kepada Bapa di Surga. Tuhan Yesus tidak pernah memaksakan kehendak-Nya untuk dituruti, namun memilih taat dan fokus pada apa yang Bapa di Surga kehendaki untuk Dia kerjakan.
Dari apa yang Tuhan Yesus teladankan kita bisa belajar bahwa lemah lembut bukan berbicara tentang sikap lemah gemulai atau nada suara yang lembut, tapi lemah lembut di sini lebih menekankan kepada sikap taat dan tunduk pada Kebenaran Firman, sehingga dalam bertindak, berpikir dan berbicara selalu selaras dengan Firman. Sikap demikianlah yang Tuhan Yesus tegaskan untuk kita pelajari dari-Nya. Saat kita berusaha menjalankan prinsip-prinsip Kebenaran sesuai dengan Firman, maka secara otomatis kita akan dimampukan untuk menguasai diri.
Maksudnya bagaimana? Saat kita berusaha hidup benar, terkadang kita akan mengalami tantangan seperti olok-olok, dikucilkan, dihakimi, dan banyak lagi. Roh Kudus yang ada di dalam kita akan memampukan kita untuk tetap tenang, tidak mudah merespon negatif, tidak mendendam dan tetap bersikap santun. Hal-hal seperti inilah yang dikatakan dengan lemah lembut dan rendah hati. Semuanya saling berhubungan dan semua itu bukan karena kita yang mengusahakannya melainkan Roh Kudus yang ada di dalam kita yang mengerjakannya buat kita.
Seperti Tuhan Yesus yang tidak mengijinkan ego daging manusia berkuasa atas hidup-Nya, melainkan mengosongkan diri-Nya sehingga Kasih Tuhan yang sempurna bisa terpancar secara penuh dalam setiap tindakan, perkataan dan pikiran-Nya karena Dia dan Bapa adalah satu. Tuhan Yesus sangat mengerti batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh Dia lewati. Apa yang menjadi tugas dan bagian-Nya yang Dia kerjakan saja dan selebihnya Dia menyerahkan sepenuhnya kepada Bapa di Surga.
...pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah kepada-Ku... artinya Tuhan mau kita belajar mengosongkan diri dan mengijinkan Tuhan mengisi kita dengan Kasih-Nya yang sempurna sehingga kita menjadi satu Roh dengan Tuhan saja. Mengosongkan diri artinya tidak lagi menjadikan keinginan dan kehendakku yang utaman melainkan apa yang menjadi kehendak dan keinginan Tuhan yang utama. Tidak lagi merasa kecewa atau terpuruk berkepanjangan saat mengalami penolakan akibat Kebenaran, tapi tetap bersemangat untuk terus mengerjakan Kebenaran selama itu yang Tuhan kehendaki. Dan Tuhan juga mau kita percaya bahwa semua itu tidaklah sulit asalkan kita mau taat dan rela hati sebab kemampuan akan Tuhan berikan bagi kita semua.
Saya yakin dan percaya jika kita mencintai Tuhan, maka kita akan dengan rela untuk memberikan apa yang kekasih kita sukai dan apa yang bisa menyenangkannya. Jadikanlah Tuhan sebagai Kekasih hati dan jiwamu, sebab Dia yang akan memampukan kita untuk taat dan setia. Tidak perlu memusingkan bagaimana dan akan seperti apa ke depannya. Biarkan Roh Kudus yang membimbing dan mengajar kita selangkah demi selangkah. Salam damai. Tuhan Yesus memberkati.