top of page
Logo ToPS outline PUTIH.png

HAI SION, ELOHIMMU ITU RAJA!

"Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik"

Setiap renungan yang tertulis disini adalah sebuah catatan cinta dari Tuhan (Love Notes), sebuah kesaksian bahwa Roh Kudus masih terus menopang dan mengajar anak-anak-Nya baik di masa lalu, maupun masa sekarang dan seterusnya.


ree
Roma 12:12(TB) Bersukacitalah dalam pengharapan,sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!

Shalom saudara-saudari yang kekasih, apakah saudara-saudari pernah mendengar orang berkata; ”ikut Yesus kok malah jadi susah?”

Saya percaya dari saudara-saudari yang membaca saat ini, banyak yang sedang mengalami persoalan-persoalan hidup, mungkin persoalan keluarga, mungkin persoalan pekerjaan, mungkin persoalan keuangan, atau mungkin persoalan kesehatan.


Dan mungkin ketika kita membawa persoalan itu dalam doa, sepertinya tidak ada jawaban, bahkan mungkin sebaliknya malah semakin berat. Kadang kita mulai menyalahkan Tuhan, mulai ragu apakah Tuhan ada, kok doaku tidak didengar, rasanya jawaban seolah-olah tak kunjung datang.Ketika saudara ada dalam posisi demikian, apakah yang akan saudara lakukan?

Menggemakannya dengan mengeluh, mengaduh, bercerita kepada setiap orang yang saudara temui atau terus bertekun dalam doa?


Firman diatas berkata bersukacitalah dalam pengharapan, artinya dalam melewati segala persoalan, Firman mengajar kita agar menghadapinya dengan bersukacita. Bersukacita disini bukan berarti kita diminta agar senang dengan persoalan-persoalan, tetapi senang karena kita punya pengharapan bahwa Tuhan kita berkuasa dan pasti akan mengalahkan persoalan, karena Tuhan hanya mengijinkan setiap pencobaan atau persoalan yang tidak melebihi kekuatan kita, kalau kekuatan kita lebih besar dari persoalan maka bukankah kita pasti lebih dari pemenang? Ketika kita percaya kita berkuasa atas persoalan bukan dikuasai oleh persoalan maka kita akan bersukacita.


Kalau kekuatan kita lebih besar daripada persoalan, mengapa kita terus-menerus mengaduh, mengeluh, menggerutu ? Bukankah ketika mengaduh terus, saudara dan saya sedang mengingkari kekuatan yang Tuhan berikan dalam hidup kita? Ataukah kita sibuk mencari dan meminta pertolongan manusia, artinya saudara sedang tidak percaya Tuhan ada dan memperhatikan saudara. Itulah makanya dikatakan agar sabar dalam kesesakan, karena orang yang bersabar adalah orang-orang yang percaya bahwa pertolongan pasti akan datang dari Tuhan, ketika kita tetap percaya bahwa waktu-Nya Tuhan adalah waktu yang tepat dan pertolongan-Nya tidak akan pernah terlambat, maka kesabaran kita juga semakin terlatih dalam menghadapi kesesakan.


Selain itu juga dikatakan bertekunlah dalam doa, karena ketika kita tekun berjuang untuk berdoa, artinya terus menerus berdoa, artinya konsisten, maka saudara sedang mengijinkan Tuhan ambil alih persoalan-persoalan, mengizinkan-Nya berperang bagi kita, dan memberikan kemenangan, ada Amin saudara? Dan sadar tidak sadar, bukan Tuhan tidak mendengar bahkan tidak menjawab, tetapi justru lewat persoalan yang Tuhan ijinkan, kita sedang diajar, dipimpin, dituntun kepada jalan-jalan-Nya: ketika kita tetap bersukacita, bersabar, berharap kepada Tuhan dengan doa yang tak putus-putus, maka saudara dan saya sedang mempermuliakan Tuhan kita Yesus Kristus, karena bukan hanya mempercayai Firman-Nya tapi saudara sedang melakukan Kebenaran Firman-Nya, Amin.


Saya berdoa saudara-saudari yang hari-hari ini, yang mengalami persoalan-persoalan boleh diberi kesabaran dan tetap bersukacita karena menaruh pengharapannya kepada Tuhan Yesus, dengan ketekunan doa yang tak putus-putus sampai pertolongan Tuhan nyata dalam hidup saudara-saudari, amin.

Tuhan Yesus memberkati.


 

Diperbarui: 29 Nov 2024


ree

Shalom, Ingatkah saudara akan kisah janda Sarfat?

1 Raja-raja 17:7-16(TB) “Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering, sebab hujan tiada turun di negeri itu. Maka datanglah firman Tuhan kepada Elia:  ”Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan.” Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: ”Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum.” Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: ”Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti.” Perempuan itu menjawab: ”Demi Tuhan, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati.” Tetapi Elia berkata kepadanya: ”Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah firman Tuhan, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang sampai pada waktu Tuhan memberi hujan ke atas muka bumi.” Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman Tuhan yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.”

Dalam kisah ini diceritakan tentang seorang janda miskin yang hanya punya sedikit makanan saja. Dia hanya punya sisa makanan satu kali makan saja sebelum dia dan anaknya mati kelaparan. Tapi kehadiran Elia mengubah hidup janda itu. Ucapan Elia membuat janda Sarfat ini merelakan sisa terakhir dari makanan yang dia punya untuk berbagi dengan Elia. Elia sendiri meyakinkan janda Sarfat ini, bahwa akan ada kelimpahan saat dia dengan rela hati memberi apapun yang dia punya saat itu. Dan satu-satunya langkah berani yang dilakukan janda Sarfat adalah dengan memberikan apa yang dia punya kepada Elia.


Dari janda Sarfat kita belajar bahwa untuk jadi pribadi yang murah hati memang tidak mudah, karena jika kita diperhadapkan dengan situasi yang sama, dapatkah kita melepaskan hak yang kita miliki? Atau kita akan cepat jatuh menghakimi bahwa orang seperti itu sudah pasti hanya mau menipu kita tanpa kita bertanya pada Roh Kudus? Janda Sarfat hanya belajar untuk percaya dan menyerahkan semua yang dia punya dengan tidak memusingkan bagaimana kebutuhannya dan anaknya, tetapi ketika ia percaya kepada perkataan Elia yang adalah firman Tuhan, janda Sarfat tidak menimbang-nimbang lagi apa yang akan dia makan buat dia dan anaknya, tetapi taat saja, akhirnya janda Sarfat ini mengalami kemurahan Tuhan yang luar biasa. Tepung dalam tempayan dan minyak dalam buli-buli yang sebelumnya hanya cukup untuk sekali membuat roti, menjadi tidak pernah habis-habis, artinya ada mukjizat pelipatkaligandaan.


Matius 5:7(TB) “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.”

‭‭Haleluyaaa ini berarti ketika kita memberi , kita tidak akan kehilangan. Mari kita melatih hidup kita untuk menjadi orang yang murah hati seperti Bapa kita tanpa memusingkan kekurangan kita, justru ketika kita mampu memberi di saat kekurangan, mengutamakan kebutuhan orang lain dari pada kebutuhan pribadi, bahkan tidak memikirkan bagaimana nanti setelah apa yang dimilikinya diberikan untuk orang lain, Tuhan tahu akan apa yang kita.butuhkan, dan Ia adalah pribadi yang murah hati yang membalas apa yang diperbuat anak-anak-Nya sesuai kemurahan-Nya, Amin , Tuhan Yesus memberkati.






 
ree
Mazmur 51:6-8 (TB) (51-8) Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku. (51-9) Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju! (51-10) Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali!

Raja Daud pernah jatuh dalam melakukan hubungan terlarang bersama istri Uria. Hal tersebut membuat Daud terpojok sehingga ia semakin terjerat dalam kejahatan dengan menyusun rencana untuk mengirimkan Uria di garis depan medan pertempuran agar Uria mati. Sekali pun maksud perbuatan Daud tersebut dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, namun mata Tuhan menelisik sangat dalam dan tidak ada yang tersembunyi dihadapan-Nya; Sehingga nabi Natan pun dikirimkan Tuhan untuk menegur Daud.


2 Samuel 12 : 11 - 14 (TB) Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari. Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan." Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati. Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati."

Dengan hati yang tulus Daud mengakui kesalahannya, ia menyadari bahwa ia telah tersesat dan melakukan perbuatan jahat terhadap Tuhan. Bahkan Daud tidak marah, ia dengan segera ia bertobat, dan rela menerima keputusan pendisiplinan dari Tuhan dengan lapang dada. Daud juga tahu bahwa ia tetap harus menanggung akibat dari perbuatannya. Kisah ini mengajar kita bahwa Tuhan kita adalah Pribadi yang Kudus, namun Tuhan tetap Maha Pengampun; Tuhan juga penuh Kasih, tetapi Tuhan juga adalah Bapa yang mendidik anak-anak-Nya.


Saudara, sungguh betapa berbahagianya orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya; berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya. Tetapi janganlah anugerah yang kita terima ini menjadikan kita tidak bijaksana dan akhirnya terlena untuk jatuh kembali ke dalam kebiasaan-kebiasaan lama yang mungkin belum kita tundukkan sepenuhnya. Bahkan di tahun-tahun akhir hidupnya, Daud juga memesankan nasehat kepada Salomo untuk taat kepada Tuhan supaya panjang umur (1 Raja 2:2-4), dan belajar untuk mengenali Tuhan, dan beribadah dengan tulus ikhlas sebab Tuhan menyelidiki segala niat dan cita-cita (1 Tawarikh 28:9). Daud menegaskan bahwa berlaku setia kepada Tuhan dengan menuruti jalan-jalan-Nya dan mengikuti ketetapan dan perintah-Nya adalah suatu kunci sukses dalam hidup.


Tetapi Mazmur 51 yang ditulis oleh raja Daud setelah ia menerima teguran dari nabi Natan juga mengajar kita: seperti Daud yang hatinya dikenan oleh Tuhan walaupun ia pernah jatuh begitu dalam, ketika kita mungkin terjatuh dalam menjalani kehidupan ini, miliki hati yang mudah untuk mengakui dosa kita di hadapan Tuhan, cepat untuk bertobat, dan tetap mengandalkan Tuhan. Hati seorang anak yang tetap percaya dan mencintai Bapanya ketika menerima teguran. Hati yang percaya akan kasih Bapanya walaupun menerima disiplin yang keras. Mulut yang kembali memuji Tuhan walau dengan jiwa yang hancur.


Marilah kita terus berjuang untuk bisa mengisi hari-hari dengan bijaksana dan melakukan perintah Tuhan Yesus dengan menghasilkan buah selama kita masih ada di dunia yang jahat ini. Berikanlah hasil yang memuaskan bagi Tuhan kita. Jangan lagi berpikir bahwa Tuhan diam saja atas setiap keadaan yang kita alami.

HelaluYah. Jangan pernah lelah dan tetaplah berjuang untuk menghidupi Kebenaran dan ingatlah selalu akan Kemurahan Tuhan atas umat pilihan-Nya. Tuhan Yesus memberkati.

 

----

Daftar untuk menerima email warta

Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati!

  • Youtube
  • Facebook
  • Instagram
  • Whatsapp

© 2023 by Tabernacle of Prayer and Sacrifice Powered and secured by Wix

bottom of page